Kunci sukses mahasiswa Malang bisnis Thai Tea hingga beromzet Rp 65 juta per bulan
Tiga mahasiswa Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muammadiyah Malang (UMM) sukses
mengembangkan bisnis minuman Thai Tea dengan merek Kaw Kaw di Malang. Bisnis
tersebut kini mampu meraup omzet hingga puluhan juta Rupiah per bulan.
Ketiga mahasiswa itu adalah
Ade Damar Kusuma, Galang Yudhamara, dan M Andik Ikhsan Setiawan. Ketiganya
tidak hanya sukses di bangku perkuliahan tetapi juga berhasil dalam dunia
bisnis. "Untuk merengkuh hasil
dalam bisnis yang kami geluti ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Kami pernah mencoba bisnis minuman jus buah, namun mengalami kegagalan karena
faktor perubahan musim yang tidak terprediksi, usaha kami rugi bahkan belum
sempat berkembang," kata Ade Damar Kusuma seperti dikutip dari Antara di
Malang, Jawa Timur, Selasa (25/9).
Dia menerangkan, tahun lalu,
dia dan kedua rekannya mencoba jus buah namun mengalami kegagalan. Sebab, saat
musim penghujan, buah-buahan cepat busuk. Ketiganya tidak patah arang meski
mengalami kegagalan. Selanjutnya ketiga mahasiswa
ini pun mencari peruntungan dengan menjajal jenis minuman yang berbeda.
Melihat
tren yang sedang berkembang adalah Thai Tea, ketiganya lalu mencoba untuk
membuat racikan yang khas. Kurang lebih selama satu bulan, Andik melakukan
riset pada bahan-bahan yang digunakan. Ade mengaku tidak jarang
mereka gagal menemukan resep, bahkan terjadi hingga berulang kali. Tidak patah
arang, setelah kurang lebih sebulan mencari komposisi yang pas, ketiganya lalu
sepakat untuk membuka kios Kaw Kaw Thai Tea.
"Waktu itu masih 'hits'
Thai Tea. Kami juga lihat bahan bakunya tidak cepat busuk. Selain itu, juga
belum banyak yang menjual di jalanan. Thai Tea kebanyakan di mal. Makanya kami
coba jual di tempat-tempat strategis di jalanan," tuturnya. Telaten terus mengembangkan
usahanya, minuman yang dibandrol dengan harga berkisar Rp 10.000-Rp 12.000 per
cup itu, saat ini telah memiliki 30 cabang, 10 diantaranya milik sendiri dan 20
lainnya dikelola pihak lain melalui sistem waralaba. Puluhan cabang tersebut
tersebar di berbagai kota seperti Malang, Ngawi dan Probolinggo.
Tidak tanggung-tanggung,
minuman yang menyediakan empat varian rasa, yakni original, original Milo,
green tea, dan green Milo, ini setiap bulannya mampu mengumpulkan omzet hingga
Rp 65 juta. "Keunggulan bisnis kami terletak pada produk yang lebih
kental, hadir dengan harga mahasiswa dan dijual di jalanan," ujarnya.
No comments:
Post a Comment